LenteraIndonesia.co.id || Pamekasan-Carut marut pemilihan legislatif ternyata bukan isapan jempol. Tim sukses main mata dengan penyelenggaranya juga bukan sekedar isu.
Buktinya terjadi di Desa Taraban, Kecamatan Larangan, Pamekasan. Hasil coblosan warga banyak tidak sesuai dengan hasil riil di lapangan.
Contoh kecil saja di TPS 02, hasil riil Caleg Faridi hanya mendapatkan 87 suara, Disitu 2 Suara, Nur Afni Maulina 1 suara sementara Badrututtamam 2 suara serta Hasibullah 1 dan Zainal 3 suara.
Anehnya, setelah dihitung ulang ternyata dari beberapa calon tersebut suaranya menggelembung. Yaitu Faridi dari 87 suara menjadi 129 suara.
Penggelembungan suara hampir terjadi di berbagai TPS. Kondisi itu, bukan tidak mungkin karena disengaja dan kongkalikong. Mengingat, saat penyelenggaraan cukup banyak saksi dari berbagai Caleg.
Sementara itu, salah satu saksi dari caleg tertentu mengaku atas kecurangan tersebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan saksi lain untuk melakukan protes. "Kami punya bukti C1 bahwa hasil suara yang sah dan valid kami juga punya, dan data itu juga sinkron dengan C1 saksi caleg lain," kata saksi yang enggan disebutkan namanya.
Dia mengaku, penggelembungan suara itu terjadi setelah direkap ditingkat PPS menuju PPK. "Karena data penghitungan ditingkat TPS itu hasilnya sesuai dengan riil saat pencoblosan," ungkapnya.
Namun setelah direkap ditingkat PPS menuju PPK, banyak suara yang dihilangkan dan diarahkan ke beberapa caleg tertentu. "Ada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, yakni penyelenggara sengaja main mata dengan caleg dengan menggelembungkan suara," ujarnya.
Editor : Punk