Mas Syahriar, Pewaris Dzikir dan Thariqah: Jejak Leluhur hingga Kiprah Spiritual di Tanah Jawa

ReD
Minggu, 10 Agustus 2025, 8/10/2025 WIB Last Updated 2025-08-10T07:57:52Z

www.domainesia.com
lentera-indonesia

LenteraIndonesia.co.id || Purwodadi – Di balik sikap sederhana dan rendah hati, Bagus Maulana Syahriar atau yang akrab dipanggil Mas Syahriar, menyimpan jejak leluhur yang sarat nilai sejarah dan spiritual. Ia merupakan dzurriyah (keturunan) dari Syech Jalalain, ulama mursyid besar sekaligus guru sejati Pangeran Suryodiningrat — bangsawan spiritual pendiri cikal bakal Kota Purwodadi, Jawa Tengah.


Silsilah hingga Sunan Kalijaga


Silsilah Mas Syahriar menembus hingga Kanjeng Sunan Kalijaga, menjadikannya generasi ke-17 dari sang wali besar. Namun, ia tidak pernah membanggakan garis keturunan ini di hadapan publik. Sebaliknya, ia memilih jalan sunyi, melayani umat dan membimbing dzikir tanpa mencari sorotan.


Meneruskan Dzikir dan Thariqah


Di usia yang relatif muda, Mas Syahriar telah berhasil menghidupkan kembali dzikir mujahadah dan thariqah di berbagai majelis serta pondok pesantren. Beberapa zamiyah (tempat suluk, tirakat, dan tawajuhan) yang sempat redup kini kembali aktif berkat ketekunan beliau.


Meski sering diragukan karena usianya, bahkan menghadapi fitnah, Mas Syahriar tetap tenang dan hanya berkata:


“Biarkan saja…”


Filosofi Sebuah Nama


Mas Syahriar menolak gelar berlebihan seperti Habib, Kyai, atau Kanjeng. Ia lebih senang dipanggil “Mas Syahriar”.


> “Kyai dan Sayyid adalah panggilan untuk Guru-guruku. Gus dan Ayik adalah panggilan untuk putra-putra Guruku. Jika kalian memanggilku Mas Syahriar, aku merasa lebih dekat dengan kalian. Aku ingin tetap menjadi murid, bukan mengambil tempat Guru-guruku.”


Menyalakan Lentera Spiritualitas


Dengan keikhlasan, Mas Syahriar meneladani perjuangan para wali dalam menjaga cahaya Islam di tanah Jawa. Ia tak sekadar mengajarkan, tetapi menghidupkan nilai-nilai dzikir dan kesadaran ruhani di tengah masyarakat.


‎لا يحتاج إلى مشهور بل تذكر بديعة

“Tak perlu terkenal, dikenang itu lebih indah.”


Editor : Tim

Komentar

Tampilkan

BERITA TERBARU

Laporan-Masyarakat

+