Acara dimulai sekitar pukul 19.00 WIB dengan rangkaian tawasul, istighotsah, tahlil, serta pembacaan sholawat Nabi Muhammad SAW. Sejak awal hingga akhir, suasana majelis tampak penuh kekhusyukan dan ketenangan.
Pada kesempatan tersebut, Gus Barok menyampaikan tausiyah dengan mengkaji kitab Nashaihul Ibad karya Syaikh Nawawi al-Bantani, ulama besar Nusantara yang diakui kiprahnya di dunia Islam. Dalam pengajiannya, Gus Barok menekankan pentingnya akhlak sosial serta dampak buruk dari sikap merendahkan orang lain.
Ia menjelaskan tentang lima golongan yang jika direndahkan akan berujung pada lima bentuk kerugian dalam kehidupan, yakni:
1. Merendahkan Ulama
Akan merugi dalam urusan agama. Ulama adalah pewaris ilmu Nabi, sehingga meremehkan mereka dapat menghilangkan arah bimbingan iman dan ilmu.
2. Merendahkan Umara atau Penguasa
Akan merugi dalam urusan dunia. Bukan berarti membenarkan kezaliman, namun sikap merendahkan otoritas secara sembrono dapat memicu kekacauan dan kesulitan dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Merendahkan Tetangga
Akan merugi dalam manfaat sosial. Hubungan sosial menjadi rusak, hidup kehilangan ketenteraman, serta berkurangnya keberkahan lingkungan.
4. Merendahkan Kerabat
Akan merugi dalam cinta dan kasih sayang. Silaturahmi terputus, padahal hubungan kekerabatan merupakan sumber keberkahan umur dan rezeki.
5. Merendahkan Istri
Akan merugi dalam kenikmatan hidup. Rumah tangga kehilangan ketenangan dan keharmonisan (sakinah), padahal istri adalah pendamping hidup utama.
Sebagai penguat, Gus Barok juga menyampaikan hadis Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya akhlak bertetangga. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan:
“Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Selain itu, Rasulullah SAW juga menegaskan keutamaan bersabar menghadapi tetangga yang berperilaku buruk, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:
“Allah mencintai seseorang yang ketika memiliki tetangga yang menyakitinya, ia bersabar dan mengharap pahala, hingga Allah sendiri yang akan memperbaiki keadaan tersebut.”
Dari pengajian tersebut disimpulkan bahwa merendahkan orang lain bukanlah tanda kehebatan, melainkan pintu menuju berbagai kerugian hidup, baik dalam urusan agama, dunia, sosial, maupun rumah tangga. Islam sangat menekankan adab dan akhlak, karena kerusakan adab sering kali lebih berbahaya daripada kebodohan ilmu.
Majelis kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Gus Barok. Para jamaah tampak antusias dan mengikuti seluruh rangkaian acara hingga selesai.
Pihak Majelis Al Mubarok Surabaya berharap kegiatan rutin ini terus menjadi sarana untuk memperkuat keimanan, memperbanyak dzikir, serta mempererat tali persaudaraan antarjamaah.
Editor : Tim






